BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
Pengertian
bahasa itu sangat bermacam-macam, sesuai dengan teori yang dipakai. Setiap
teori mempunya definisi sendiri-sendiri. Menurut teori struktural, bahasa dapat
didefinisikan sebagai suatu system yang konvensional serta bersifat sistematik
dan sematik. Bersifat sistematik berarti bahasa selalu atau mempunyai
kaidah-kaidah yang teratur. Sedangkan bersifat sematik berarti karena bahasa
itu sendiri merupakan suatu system.
Berkaitan
dengan cirri dan tanda, bahasa merupakan paduan antara dua unsure yaitu signifie
dan significant. [1] Signifie
berarti suatu konsep yang berada
dalam benak sipenutur atau sering disebut dengan makna. Significant
berarti bentuk atau wujud fisik bahasa.
Bahasa tidak
bias terpisahkan dari mausia dan selalu mengikuti dalam setiap pekerjaannya.
Mulai saat bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan pada saat tidurpun manusia
memakai bahasa, saat manusia tidur pada hakikatnya ia memakai bahasa, walaupun
kelihatan secara fisik dia diam, karena bahasa merupakan suatu alat yang
dipakainya untuk memebentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan
perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Bahasa merupakan sebagai[2] suatu
tanda yang jelas dari kepribadian seseorang, yang baik maupun yang buruk, tanda
yang jelas dari suatu keluarga dan bangsa dan sebagai tanda dari budi pekerti
atau akhlak manusia. Dari perkataan seseorang kita dapat menangkap semua latar
belakangnya, mulai dari pendidikannya, pergaulannya, adat istiadatnya dan masih
banyak lagi yang dapat kita tangkap dari perkataan atau pola bahasa seseorang.
Disamping
bahasa adalah milik umum di dalam masyarakat, bahasa merupakan milik pribadi
seseorang. Atau dalam hal ini bahasa merupakan suatu kebudayaan atau hasil
karya manusia, namun kita tidak dapat mengetahui darimana dan siapa orang
pertama kali yang membuat suatu bahasa tertent. Bahasa adalah suatu kebudayaan,
maka bahasa tentunya dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya. Bahkan bahasa
merupakan suatu dasar ari kebudayaan,
karena tanpa adanya bahasa maka aktivitas kebudayaan itu sendiri tiak aka nada.
Dengan demikian, bahasa tidak hanya sebagai dasar kebudayaan tetapi juga
sebagai bagian dari kebudayaan. Karena sifat bahasa yang pertama, maka bahasa
merupakan kunci yang dapat menentukan cirri-ciri suatu kelompok masyarakat
tertentu.
B.
Pengertian Ilmu Bahasa
Dilihat
dari pengertian bahasa di atas maka dapat diartikan bahwa ilmu bahasa adalah
suatu ilmu yang mengkaji atau mempelajari tentang kebahasaan, milai dari
macam-macam bahasa, karakteristik bahasa, fungsi bahasa dan masih banyak lagi
yang lainnya. Beberapa ilmu bahasa antara lain sebagai berikut:
1)
Ilmu Suara
2)
Ilmu Sharf
3)
Ilmu Nahwu
4)
Ilmu Dalalah
C.
Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa terdiri atas fungsi
umum dan fungsi khusus.
1)
Fungsi umum
Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap kita
ingin berkomunikasi dengan orang lain maka hal terpenting yan kita gunakan
adalah bahasa. Dengan demikian setiap masyarakat sudah pasti mempunyai dan
menggunakan alat komunikasi social tersebut. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa
dan tidak ada pula bahasa tanpa masyarakat.[3]
2)
Fungsi khusus
Ø Untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma
social
Ø Untuk
mengungkapkan atau menyampaikan pengalaman
Ø Untuk mengatur
kontak social
Ø Untuk mengatur
perilaku atau perasaan diri sendiri
Ø Untuk mengatur
perilaku atau perasaan orang lain
Ø Untuk
mengungkapkan perasaan
Ø Untuk
menunjukkan dunia diluar bahasa atau hal yang diluar konteks bahasa
Ø Untuk
mengajarkan berbagai kemampuan ketrampilan tertentu
Ø Untuk
menanyakan sesuatu kepada orang lain
Ø Untuk
menguraikan tentang bahasa
Ø Untuk
mengungkapkan suatuperilaku performatif.[4]
D. Macam - macam bahasa
1) Bahasa komunikasi
Adalah bahasa yang
digunakan sehari-hari dalam berkomunikasi.
2)Bahasa tulisan
Bahasa yang sudah
memiliki tata tulis atau yang tata aksara yang secara teratur dipakai dalam tulisan.
3)Bahasa sehari- hari
Bahasa yang digunakan
dalam kehidupan sehar-hari.
4)Bahasa isyarat
Bahasa yang biasanya
disebut dengan bahasa isyarat atau bahasa tubuh.
E.
Level atau Tingakatan bahasa
1)
Bunyi, yaitu suara yang keluar dari alat ucap manusia, dan biasanya
terbagi menjadi dua, yaitu bunyi vocal dan konsonan.
2)
Shorf, yaitu ilmi tata bahasa arab yang membahas tentang perubahan
kata.
3)
Nahwu, adalah ilmu bahasa arab yang membahas tentang gramatika kata.
4)
Dalalah atau semantik, adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
tanda-tanda kebahasaan dengan hal-hal yang ditandainya.
F.
Hirarki Bahasa
1.
Fonologi
Fonologi adalah
aspek linguistik yang meneliti bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya
sedangkan fonetik meneliti bunyi bahasa menurut pelafalannya, contoh:
fonologi: kata rupa
dan lupa kedua kata tersebut dibedakan dengan huruf l dan r ini adalah
pembahasan fonologi yang membedakan fungsi huruf ldan r dalam kata tersebut
fonetik:dalam
bahasa inggris terdapat kata Pot dan Spotkeduanya memiliki
persamaan huruf yaitu P tetapi memiliki pelafalan yang berbeda, dalam kata Pot
bunyi P pengucapannya diikuti oleh bunyi {h}sedangkan dalam kata Spot tidak
seperti itu.[5]
2.
Morfologi
Morfologi
merupakan aspek linguistik yang menyangkut tentang struktur internal
kata, contoh seperti kata tertidur, kata ini terdiri atas dua morfem
yaituter dan tidur (ter-diberi garis karena tidak
pernah berdiri sendiri). Jadi kata tertidurmempunyai struktur internal.
Analisa seperti itu disebut morfologi hal ini sekaligus merupakan tata bahasa.
Dan telah kami terangkan diatas.[6]
3.
Sintaksis
Sintaksis
merupakan cabang linguistic yang menyangkut susunan kata-kata dalam kalimat.
Contoh dalam bahasa Indonesia kalimat kami tidak dapat melihat pohon itu, urutan
kata itu tentu tidak mungkin kita tuturkan kalimat seperti pohon itu
dapat kami tidak melihat.
G.
Keterampilan Bahasa
1.
Keterampilan Mendengar:
Menyimak adalah
mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa
dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18).Menyimak
dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda
dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada
kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada
kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur
pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup
mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh
karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan
pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak.
Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak,bahkan melebihiun surperhatian.
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatanmen dengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan,
dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”.[7]
2. Keterampilan
Berbicara
Keterampilan
Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan
kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun
dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara
merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk
mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan,
Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Inggris
dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002)
menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun
kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk
menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang
berbeda.
3. Keterampilan
Membaca
Keterampilan membaca ialah suatu kemampuan yang terdapat dalam
berbahasa. Membaca juga dipakai menjadi
syarat mutlak bagi seseorang yang ingin memperalam bahasa. Bila mana seseorang
itu belum dapat membaca, maka keahlian berbahasanya kurang sempurna, sekalipun
ia mahir dalam syair.[8]
4.
Keterampilan Menulis
Menulis
adalah keterampilan bagaimana kita mengeksplorasi ide kita dalam sebuah bentuk,
yang disebut tulisan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa adalah
suatu bahan pokok social untuk menukar informasi yang terjadi. Jadi bila mana
suatu unsure daerah masih belum mengenal bahasa maka proses social yang terjadi
akan tercarut marut.
Diantara
pentingnya bahasa ialah untuk berkomunikasi, di samping itu juga terdapat
kecakapan – kecakapan untuk dapat berbahasa. Diantaranya ialah kecapakapn
mendengar, kecakapan berbicara, kecakapan membaca, dan kecakapan menulis.
Keempatnya adalah unsure keterampilan yang harus dipenuhi dalam membidangi
bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Bloomfield, Leonard. Bahasa . Jakarta: PT Gramedia Pustaka,
1995.
Soeparno. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jogjakarta: PT Tiara
Wacana . 2000.
Syamsuri. Analisis Bahasa. Jakarta: Airlangga, 1994 .
Thompson, John B. Filsafat Bahasa dan Hermeneutik. Surabaya:
Visi Humanika. 2005
Moeliono, Anton M. Pengembangan dan
Pembina’an Bahasa. Jakarta: Djambatan. 1985
[1] Soeparno. Dasar-Dasar Linguistik Umum. (Jogjakarta: PT Tiara
Wacana . 2002) hal. 1
[2] Thompson, John B. Filsafat Bahasa dan Hermeneutik.(Surabaya:
Visi Humanika. 2005) hal. 30
[3] Soeparno. Dasar-Dasar Linguistik Umum. (Jogjakarta: PT Tiara
Wacana . 2002) hal. 5
[5] Soeparno. Dasar-Dasar Linguistik Umum. (Jogjakarta: PT Tiara
Wacana . 2002) hal. 79
[6] Syamsuri. Analisis Bahasa. (Jakarta: Airlangga, 1994 ). Hal. 170
[8] Bloomfield, Leonard. Bahasa (Jakarta: PT Gramedia Pustaka,
1995). Hal. 30
0 comments:
Post a Comment