BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
A. Media Pembelajaran Unsur Bahasa
Dalam kajian linguistik menggunakan
pendekatan struktural yang terdiri dari komponen-komponen yang dapat dipisahkan
dan di bedakan satu komponen dari komponen yang lain[1]
:
1.
Media pembelajaran aswat (bunyi)
Dalam pembelajaran bahasa, penguasaan
bunyi merupakan salah tujuan penting.
Tujuan pembelajaran bunyi secara
umum meliputi :penguasaan seluru sistem bunyi baik dalam mengenal bentuk dan
memahami bunyi secara resepetif. Selain bunyi dalam bentuk konsonan dan vokal
sistem bunyi juga meliputi tinggi rendahnya suara (al-thul), tekanan kata dan
kalimat (al-nabr), lagu kalimat atau intonasi (al-tanghim), dan lain
sebagainya.
Media pembelajaran yang bisa di gunakan
untuk mengajarkan bunyi adalah : laukhah an-nutqi (bagian artikulasi ucap) yang
terdiri dari beberapa alat ucap baik yang bergerak atau tetap.
Media lain yang bisa digunakan untuk
mengajarkan bunyi adalah bentuk kartu bergambar , bentuk lain dari media
pembelajaran bunyi yang bisa di gunakan adalah rekaman bunyi-bunyi hijaiyah
pada kaset atau CD, atau rekaman bacaan al-qur’an untuk mengajarkan utamanya
adalah intonasi, tekanan dan waqafatau dalam bentuk percakapan dua orang atau
lebih.
2.
Media pembelajaran mufrodat (kosakata)
Pemilihan kosakata yang tepat merupakan
hal penting untuk mengungkapkan makna yang di kehendaki. Pemahaman yang tepat
terhadap kosakata yang di gunakan di tentukan oleh kosakata yang digunakan.
Menurut Ismail Shinny dan Abdullah dalam
mengarkan kosakata pada siswa ada beberapa langkah yang harus di perhatikan
antara lain :
a.
Dengan cara menunjuk langsung pada benda yang
diajarkan.
b.
Dengan cara menghadirkan miniatur dari benda yang
diajarkan.
c.
Dengan cara memberikan gambar dari kosakata yang
diajarkan.
d.
Dengan cara memperagakan dari kosakata yang ingin
disampaikan.
e.
Dengan cara memasukkan kosakata yang diajarkan
dalam kaliamat.
f.
Dengan cara memberikan padanan kata.
g.
Dengan cara memberikan lawan kata.
h.
Dengan cara memberikan definisi dari kosakata yang
diberikan.
Apabila dari langkah-langkah di atas masih
belum dipahami oleh siswa maka cara yang tepat adalah menggunakan bahasa ibu
sebagai langkah yang terakhir.
Adapun media yang bisa di gunakan dalam
pembelajaran kosakata[2]
adalah:
a.
Miniatur benda asli
Miniatur adalah bentuk kecil dari benda
yang sebenarnya, seperti : miniatur mobil, apartemen, buah-buahan dan lain-lain.
b.
Foto atau gambar
Foto dari sebuah benda aslinya yang
dihasilkan dari camera, yang bisa di gunakan untuk media pembelajaran kosakata
begitu juga dengan gambar yang di buat
oleh guru, dan biasanya foto atau gambar di buat dalam bentuk kartu dengan
ukuran 16 x 20 cm dan lebih menarik lagi
apabial kartu tersebut berwarna-warni .
Dan masih banyak lagi media yang dapat di gunakan oleh seorang
guru dalam media pembelajaran bahasa yang tentunya tergantung pada tingkat
keaktifan, kreatifitas dan inovasi guru bahasa.
3.
Media pembelajaran qowaid (tata bahasa)
Adapun Media pembelajaran qowaid (tata
bahasa)[3].
Sebagai komponen bahasa, tata bahasa merupakan bagian yang berkaitan dengan
penataan kata dalam rangkaian kata-kata. Rangakaian kata itu menghasilkan frasa
aatu kalimat. Dalam pembelajaran bahasa arab sekarang ini, komponen ini
diajarkan secara wadifi, yaitu tata bahasa fungsional dalam sebuah kalimat yang
terintegrasikan dalam empat maharoh yang diajarkan, sehingga siswa akan dapat
menggunakan dari pola yang telah di contohkan, baik dalam istima’, kalam,
qiroah dan kitabah.
Dalam hal ini media yang di gunakan antara
lain adalah :
a.
Kotak tata bahasa.
Kotak bahasa adalah sebuah kotak yang
berbentuk kubus, yang berukuran 20 x25 cm, dan masing-masing dari sisi kubus
itu terdapat kosakata baik berbentuk kata kerja, kata benda atau huruf yang
lainnya.
b.
Papan saku.
Papan saku ini merupakan papan yang
terbuat dari kayu yang mana fungsinya unutk meletakkan kartu yang telah
disiapkan oleh guru. Dan, biasanya kartu yang digunakan adalah kosakata
(bithoqoh wamadhiyah).
c.
Papan tali.
Papan ini sama seperti papan sebagai mana
mestinya hanya saja papan ini ditambah dengan tali yang memanjang dari kanan ke
kiri sebagai gantinya saku dimana fungsinya unutk menggantungkan kartu yang
telah disiapkan oleh guru.
Perbedaan diantaranya keduanya adalah
kalau papan saku kartunya di masukkan, sedangkan papan tali kartunya digantung.
- Jenis-jenis media pembelajaran
1.
Media Pandang Non Proyeksi
Media Non Proyeksi merupakan media
yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang berkarakter dua
dimensi maupun tiga dimensi. Dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sinar
listrik atau proyektor.[4]
Adapun Macam-macam media pandang non
proyeksi yaitu:
a.
Papan
Tulis
Kelebihannya :
- Penyajian pelajaran dapat dilakukan dengan jelas,
selangkah demi selangkah secara
sistematis.
- Apabila terjadi kekeliruan dapat
segera diperbaiki
- merangsang siswa untuk bekerja
lebih baik
- mendorong siswa berpartisipasi
dalam memecahka masalah
- Memotivasi siswa dalam belajar
b.
Gambar dan
Foto
Kelebihannya :
- Kongkrit dan realistis dalam
menunjukkan suatu masalah
- Dapat mengatasi ruang dan waktu
- Memungkinkan siswa mempelajari
sesuatu secara detail
- Cocok untuk display dan belajar
sendiri
- Murah dan mudah didapat
- Tidak memerlukan peralatan khusus
dalam menggunakannya
Kelemahannya :
- Hanya menekankan persepsi indera
mata
- Kurang efektif dalam kegiatan pengajaran
c.
Grafik
Kelebihannya :
- Bermanfaat untuk mempelajari dan mengingat data
kuantitatif
- Memudahkan dalam menganalisis, interpretasi, dan komparasi antara
data- data yang disajikan
- Menyajikan data dengan jelas,
cepat, menarik, ringkas dan logis
d.
Papan
Flanel
Kegunaannya
:
- Dapat digunakan untuk semua tingkat
pendidikan
- Dapat dipakai dalam berbagai
situasi belajar
- Dapat digunakan untuk menerangkan perbandingan atau
persamaan secara sistematis
Kelebihannya :
- Dapat dibuat sendiri oleh pendidik
- Dapat memusatkan perhatian siswa
- Dapat menghemat waktu dan tenaga pendidik pada saat
menerangkan pelajaran
2.
Media Pandang Proyeksi
Media pandang proyeksi adalah
merupakan salah satu kelompok media pengajaran yang dalam operasionalisasinya
memerlukan proyeksi atau penyorotan dengan cahaya, sehingga bisa dipandang atau
dilihat oleh pengguna media tersebut.[5]
Adapun macam-macam Media
pandangProyeksi yaitu :
a.
Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan alat yang dirancang
sedemikian rupa sehingga bahan yang berbentuk lembaran dan transparan di
letakkan di sumber-sumber cahaya dan gambarnya di proyeksikan lewat atas kepala
dari jarak dekat ke layer yang terletak di belakang operator.
Manfaatnya :
- Gambar/tulisan yang diproyeksikan
lebih jelas
- Sambil mengajar, guru dapat
berhadapan dengan siswa
- Benda-benda kecil dapat diproyeksikan langsung,
meskipun hasilnya berbentuk bayangan
- Tidak memerlukan proyeksionis
khusus
- Lebih sehat bila dibandingkan
dengan papan tulis
Disamping kemanfaatan diatas, OHP
memiliki kelemahan antara lain menyebabkan siswa pasif.
b.
Slide
Slide merupakan gambar transparan
yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Film slide biasa dibuat
dengan ukuran 35 mm. Slide memiliki dua bentuk, yaitu pertama, bentuk tradisional
yang lepas satu persatu, dan kedua, bentuk baru yang dibungkus dalam tempat
khusus lalu dimasukkan kedalam proyektor dan secara otomatis berputar seperti
film biasa.
Manfaatnya
:
- Materi yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara
serentak
- Perhatian siswa dipusatkan kepada satu point tertentu
- Fungsi berpikir siswa dikembangkan
secara bebas
- Kecepatan dan frekuensi putar bisa
diatur oleh guru
- Dapat digunakan untuk menyajikan berbagai materi baik
individual maupun kelompok
c.
Film Strip
Berbeda dengan slide, gambar pada
film strip berurutan dan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan
slide yaitu 35 mm. Sebagaimana hanya slide, film strip juga bisa ditampilkan
dengan suara maupun tanpa suara. Suara yang dimasukkan dalam film merupakan
penjelas isi. Selain suara penjelas isi film juga bisa berbentuk buku pedoman
atau narasi tulis.
Manfaatnya :
-Tidak memerlukan ruangan gelap untuk menampilkannya,
dan kecepatannya bisa diatur.
- Film strip bisa menggabungkan berbagai media, misalnya
gambar, chart, table, symbol, kartun,dll.
- Mempertinggi minat siswa
- Merangsang diskusi kelas
- Dapat digunakan semua bidang studi
dan setiap tingkat usia
3.
Media Dengar
Media Dengar berhubungan dengan
indera pendengaran. Pesan-pesan yang disampaikan dituangkan dalam
lambang-lambang auditif baik verbal maupun non verbal. Dalam PBM media ini
mengandung pesan auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik, sehingga
terjadi proses belajar mengajar. Penggunaan media dengar dalam PBM perlu
didesain dengan baik dan digunakan secara optimal, agar dapat menunjang
pencapaian tujuan pengajaran.[6]
Adapun macam-macam Media Dengar yaitu
:
a.
Rekaman
Media ini terdiri dari perangkat
keras berupa alat perekam (tape recorder) dan perangkat lunak berupa progam
dalam pita rekaman. Media ini dapat digunakan untuk melatih ekspresi lisan dan
komprehensi lisan.
Melatih komprehensi lisan atau
menyimak dapat dilakukan dengar memperdengarkan rekaman sebuah cerita atau
teks, kemudian guru menanyakan kepada siswa, apa yang didengarnya melalui
pemutaran rekaman cerita tersebut. Sedangkan un tuk melatih ketrampilan
ekspresi lisan dapat dilakukan dengan menggunakan metode latihan siap atau
praktek.
Rekaman
memiliki kelebihan yaitu :
- Media ini menggunakan perangkat keras yang mudah
diperoleh dan dimiliki oleh guru
- Dapat digunakan tanpa kehadiran guru
- Dapat digunakan secara klasikal
atau individual
Di samping hal-hal positif di atas, rekaman juga
memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
- Tidak semua ketrampilan bahasa dapat dituangkan dalam
rekaman
- Interaksi antara guru dan siswa kurang hidup.
Sebagaian peran guru digantikan media dan kegiatan siswa banyak bersifat
mekanis
- Penggunaan media dalam latihan praktek biasanya
menjemukan, terutama bagi siswa yang pandai
b.
Radio
Media ini berupa program siaran radio
yang disalurkan dari pemancar, kemudian diterima oleh alat penerima radio untuk
didengar oleh penerima informasi. Bentuk siaran radio dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu: a) program dalam bentuk pidato, b) program dalam bentuk
dialog atau tanya jawab, c) program dalam bentuk drama atau sandiwara. Media
ini dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan menyimak.
Radio memiliki beberapa kelebihan,
yaitu:
- memiliki jangkauan yang luas
- Ukuran media ini relatif kecil, sehingga dapat dibawa
kemana-mana
- Siaran yang dipresentasikan lewat radio kadang dapat
menimbulkan kesan lebih kuat dan lebih hidup dari pada TV
Di samping hal-hal di atas, radio
juga memiliki keterbatasan, yaitu:
- Tidak dapat mengkomunikasikan informasi secara visual,
sebab radio hanya berkarakteristik tunggal, yaitu suara. Informasinya sangat
abstrak sehingga kemungkinan diserap sangat kecil
- Konsentrasi individu untuk mendengarkan sangat
terbatas, sehingga tidak mungkin mengkomunikasikan materi yang banyak melalaui
media ini
c.
Piringan hitam
Pada dasarnya piringan hitam (PH)
tidak jauh berbeda dengan pita rekaman. Keduanya berfungsi merekam suatu
program yang dapat diputar kembali untuk mengkomunikasikan program itu kepada
penerima informasi. Dengan majunya dunia rekaman, terutama rekaman dengan
menggunakan pita kaset, dari hari ke hari PH semakin terdesak. Hal ini
disebabkan beberapa aspek, yaitu:
1) Perekaman tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus
dilakukan oleh perusahaan PH.
2) Rekaman pada PH tidak dapat
dihapus atau diganti.
3) Perangkat kerasnya berupa pick up relatif lebih besar
dari pada tape recorder, sehingga tidak praktis di bawa ke mana-mana.
Meskipun demikian, seiring
perkembangan teknologi, dewasa ini PH diproduksi dalam bentuk sangat tipis
seperti kertas, sehingga memungkinkan untuk diselipkan sebagai penyerta media
cetak tetentu.
d.
Laboratorium bahasa
Media ini merupakan alat untuk
melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam
laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri dalam bilik akvistik dan kotak
suara yang telah disediakan. Siswa mendengarkan suara guru atau suara radio
kaset melalui head phone (Asmawi, 2002: 92). Dengan menggunakan media ini siswa
dapat segera memperbaiki kesalahan berbahasa.
4.
Media
Pandang Dengar
Media pandang dengar (audio visual)
merupakan media yang berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran secara
bersama-sama. Dapat dibedakan menjadi media audio visual gerak maupun media
audio visual diam.[7]
Adapun Macam-Macam Media Pandang
Dengar yaitu
a.
Sound slide
Kelebihannya:
- Dapat mengkomunikasikan pesan melalui lambang verbal
dan visual sekaligus.
- Dapat dipresentasikan tanpa
kehadiran guru.
- Dapat digunakan secara klasikal
maupun individual.
Kekurangannya:
- Media ini belum dapat mengkomunikasikan informasi
melalui lambang gerak.
- Proses pembuatannya memerlukan waktu relatif
lama.
- Presentasi gambar tidak dapt diperlama, karena harus
menyesuaikan dengan presentasi audionya.
b. Film
Kelebihannya:
- Dapat mengkomunikasikan informasi lewat lambang
verbal, visual, dan gerak. Sehingga informasi lebih kongkrit dan mudah diserap.
- Dalam waktu relatif singkat media ini dapat
mengkomunikasikan informasi cukup banyak.
- Dapat dipresentasikan tanpa
kehadiran guru.
Kelemahannya:
- Harganya relatif mahal, sehingga jarang sekali sekolah
yang memilikinya.
- Pembuatan programnya relatif lama, dan tidak dapat
dilakukan sendiri oleh guru.
- Presentasinya memerlukan ruangan
khusus.
c. Televisi (TV)
Kelebihannya:
- Dapat menjangkau sasaran secara
luas
- Dapat mengkomunikasikan informasi dengan lambang gerak
- Dapat memvisualkan informasi
Kelemahannya:
- Jangkauan siarannya tidak seluas
siaran radio
- Lebih didominasi oleh unsur hiburan
- Dengan adanya visualisasai, kadang-kadang fantasi dan
imajinasi siswa kurang berkembang
C. Jenis-jenis
media pembelajaran bahasa arab
1. Aspek berbahasa arab (mufrodat dan tarkib)
Media
pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran bahasa arab aspek mufrodat yakni
dengan menggunakan gambar, musik, kartu, foto, gambar garis kendatipun amat
sederhana namun dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting. Bentuk
objek yang sederhana dapat dilukiskan dengan gambar garis tanpa mengkhawatirkan
penafsiran yang keliru dari siswa misalnya gambar rumah atau tas seperti dalam
gambar-gambar hewan atau manusia itu dapat digunakan untuk pengajaran bahasa
arab atau bahasa inggris khususnya kosa kata.[8]
Media
pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran bahasa arab tentang tarkib/
susunan kata yaitu dengan menggunakan strip story, papan kantong, papan tulis.
Teknik strip story mempermahir siswa
menyusun kalimat atau ayat-ayat menjadi satu untaian surah. Untuk mempermahir
menyusun kata-kata kedalam satu kalimat juga bisa digunakan teknik kartu yang
di acak.
2. Media pembelajaran ketrampilan berbahasa arab
a. Media pembelajaran istima’
Beberapa media pembelajaan
yang dapat di gunakan dalam materi
istima’ antara lain: piringan (CD), kaset/ tape recorder, siaran radio,
drama, bermai peran, prmainan bahasa dan laboratorium bahasa., pembelajaran
istima' di sampaikan dengan menggunakan media audio. Hal ini di karenakan untuk
mendatangkan natiq asli (native speaker) tidaklah mudah, sementara itu jika di lakukan oleh
guru langsung yang notabone bukan orang arab asli, biasanya pada perbedaan
logat dengan bahasa aslinya. Media audio biasanya adalah tape recorder, CD, dan
laboratorium bahaasa. Hanya saja jika di lihat dari pertimbangan efisiensi,maka
tape recorder dan CD merupakan pilihan media yang cukup murah dan efektif di
gunakan. Istima' di maksudkan untuk memperdengarkan bunyi bahasa arab kepada siswa
untuk di tirukan dan di hafalkannya, dalam pengembangan strategi ini lebih
menitik beratkan pada aspek pemahaman dan pengungkapan kembali terhadap apa
yang sudah di dengarkannya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Strategi ini
bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan
dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang di butuhkan
adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang terkait dengan isi bacaan
tersebut untuk di bagikan kepada siswa.[9]
b. Media pembelajaran Qira'ah
Pembelajaran
qiroah (membaca) seringkali di sebut dengan pelajaran
muthala'ah (menela'ah). Keduanya memang sama-sama belajar yang berbasis bacaan.
Namun demikian, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Qira'ah dapat
diartikan sebagai pelajaran membaca, sedangkan muthala'ah lebih menekankan pada
aspek analisis dan pemahaman terhadap apa yang di baca. Karena keduanya
memiliki perbedaan penekanan, maka dalam pemilihan metode atau strategi
pembelajarannya pun tentu akan terdapat perbedaan. Kedua istilah tersebut juga
dapat di pahami sebagai prose,artinya bahwa ketrampilan membaca itu meliputi
latihan membaca dengan benar sampai dengan taraf kemampuan memahami dan
menganalisis isi bacaan. Strategi ini biasanya di gunakan untuk melatih
kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang di baca ke dalam
bentuk tabel. Isi dari tabel tersebut dapat di sesuaikan dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajarannya.
c. Media
pembelajaran kitabah
Kitabah
seringkali di sebut juga dengan insya'. Istilah tersebut sama-sama di gunakan
untuk menunjukkan ketrampilanm berbahasa dalam bentuk tulisan. Pembelajaran
kitabah, sebagaimana ketrampilan yang lain juga memiliki tingkatan. Ketrampilan
menulis yang paling mendasar adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf arab
bagi secara terpisah maupun bersambung. Setelah kemampuan ini di kuasai,
barulah dapat di tingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat , menyusun paragraf, sampai akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau
tulisan secarah utuh. Dalam tulisan ini strategi pembelajaran kitabah lebih
diarahkan pada siswa yang telah menguasai kaidah-kaidah menulis huruf arab dan
mengenal cukup banyak kosakata bahasa arab.
d. Media
pembelajaran kalam
Yang dimaksud dengan kegiatan berbicara (kalam) adalah
mengucapkan suara-suara bahasa Arab dengan benar menurut pakar bahasa itu.
Keterampilan berbicara dapat terwujud setelah keterampilan menyimak dan
mengucapkan kosa-kata bahasa Arab. Keterampilan ini dapat berupa percakapan,
diskusi, cerita atau pidato.[10]
D. Kelebihan dan kelemahan jenis-jenis pembelajaran
bahasa arab.
1. Radio
tape
Kelebihanya
adalah dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi
pelajaran dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersemangat. Adapun kekurangan radio tape adalah dalam suatu
rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi, serta kecepatan
merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk
memainkan kembali rekaman-rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang
berbeda denganya.[11]
2.
Audio visual
Kelebihannya
adalah
dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio visual termasuk gambar diam,
film,objek, specimen dan drama. Media ini dapat memberikan pada siswa peluang
untuk melihat dan mendengar diri sendiri. Sedang kekurangan audio visual
adalah hanya menyajikan komunikasi satu arah, guru tidak memiliki kesempatan
merefisi film sebelum disiarkan.
3.
Film dan video
Kelebihanya
adalah dapat menggambar suatu proses secara tepat. Sedangkan kekuranganya yakni memerlukan biaya
yang banyak atau mahal dan waktu yang banyak.
4.
Komputer
Kelebihannya
yaitu dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat
memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara yang lebih individual,
tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi
seperti yang diinginkan program yang digunakan. Komputer dapat merangsang siswa
melakukan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena
tersedianya animasi grafik, warna dan musik yang dapat menambah realisme.
Kekurangannya
adalah dalam penggunaannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang komputer baik dari pengajar maupun siswa didik dan tentunya perlu biaya
yang tidak kecil untuk pengadaan komputer serta program yang tersedia saat ini
belum memperhitungkan kreatifitas siswa sehingga hal tersebut tidak akan dapat
mengembangkan kreatifitas siswa.
BAB III
KESIMPULAN
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
A. Media Pembelajaran Unsur Bahasa
Dalam kajian linguistik menggunakan
pendekatan struktural yang terdiri dari komponen-komponen yang dapat dipisahkan
dan di bedakan satu komponen dari komponen yang lain[12]
:
4.
Media pembelajaran aswat (bunyi)
5.
Media pembelajaran mufrodat (kosakata)
6.
Media pembelajaran qowaid (tata bahasa)
B.
Jenis-jenis
media pembelajaran
1.
Media Pandang Non Proyeksi
Media
Non Proyeksi merupakan media yang sering digunakan dalam proses belajar
mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi. Dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sinar listrik atau proyektor.
2.
Media Pandang Proyeksi
Media
pandang proyeksi adalah merupakan salah satu kelompok media pengajaran yang
dalam operasionalisasinya memerlukan proyeksi atau penyorotan dengan cahaya,
sehingga bisa dipandang atau dilihat oleh pengguna media tersebut
1.
Media Dengar
Media Dengar berhubungan dengan
indera pendengaran. Pesan-pesan yang disampaikan dituangkan dalam
lambang-lambang auditif baik verbal maupun non verbal. Dalam PBM media ini
mengandung pesan auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik, sehingga
terjadi proses belajar mengajar. Penggunaan media dengar dalam PBM perlu
didesain dengan baik dan digunakan secara optimal, agar dapat menunjang
pencapaian tujuan pengajaran.
2.
Media
Pandang Dengar
Media pandang dengar (audio visual)
merupakan media yang berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran secara
bersama-sama. Dapat dibedakan menjadi media audio visual gerak maupun media
audio visual diam
C. Jenis-jenis
media pembelajaran bahasa arab
1. Aspek berbahasa arab (mufrodat dan tarkib)
2. Media pembelajaran ketrampilan berbahasa arab
a.
Media pembelajaran istima’
b.
Media pembelajaran Qira'ah
c. Media pembelajaran kitabah
d. Media pembelajaran kalam
D. Kelebihan dan kelemahan jenis-jenis
pembelajaran bahasa arab.
Diantara Media-media yang ada diantaranya: Radio
tape, Komputer, Film dan video, Audio visual. Sudah jelas pasti ada kelemahan dan kelebihannya
sendiri. Oleh karena itulah para pendidik dianjurkan untuk memakainya secara
keseluruhan (kalau bisa). Supaya apa yang di sampaikan bisa lebih sempurna dan
saling melengkapi.
DAFTAR
PUSTAKA
H.M Abdul Hamid,H.Uril Baharuddin dan Bisri Musthofah.
2008. Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Sukses Offset.
Miarso, Yusufhadi.1984. Teknologi Komunikasi
Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.
Abdu
Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:UIN-MALANG PRESS.
Radliyah
Zaenuddin, 2005, Metodologi dan Strategi Alternatif pembelajaran Bahasa
Arab.yogyakarta, PUSTAKA RIHLAH GROUP.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,
2011, Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA.
Nana
Sudjana, 1997, Media Pengajaran, Bandung.SINAR BARU.
[1] Abdu Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:UIN-MALANG
PRESS.Hal.51.
[2] Ibid.Hal.54.
[3] Ibid.Hal.58.
[4]
Abdul Hamid,H.Uril Baharuddin dan Bisri Musthofah. 2008.
Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Sukses Offset.Hal. 37.
[5] Ibid.Hal.49.
[6] Ibid.Hal.52.
[7] Ibid.Hal.56.
[8]
Miarso, Yusufhadi.1984. Teknologi Komunikasi
Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali.Hal.23.
[9] Ibid.Hal.28.
[10] Radliyah Zaenuddin, 2005, Metodologi dan Strategi Alternatif
pembelajaran Bahasa Arab.yogyakarta, PUSTAKA RIHLAH GROUP.Hal.62.
[11] Ibid.Hal.31.
[12] Abdu Wahab Rosyidi, 2009, Media Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang:UIN-MALANG PRESS.Hal.51.
0 comments:
Post a Comment