' Nuqy Nuqy: Pembelajaran Bahasa Arab

Friday, December 27, 2013

Pembelajaran Bahasa Arab


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Bahasa dalam hal ini adalah bahasa Arab, merupakan salah satu bahasa dunia, yang telah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan
. Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa Smit yaitu bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar Sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan jazirah Arabia (timur tengah) seperti bahasa finisia, Assyria, Arabia, suryania, dan Babilonia. Bahasa Arab adalah bahasa yang dipahami oleh agama Islam karena Al-Quran sebagai kitab suci mereka tertuliskan dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, seorang muslim harus dapat mempelajari bahasa Arab dengan baik sehingga mereka dapat memahami isi dan pesan kandungan Al-Quran dan sumber-sumber hukum Islam yang berbahasa Arab.
Sampai saat ini, teori-teori pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, umumnya masih menggunakan produk para ahli dari Timur Tengah. Hal ini selain karena Timur Tengah sebagai pusat bahasa Arab dan pengajarannya, juga karena hal-hal yang harus merujuk ke sana dalam pembelajarannya. Namun demikian, pembelajaran bahasa Arab yang bercorak keindonesiaan juga perlu dipertimbangkan mengingat adanya perbedaan mencolok antara budaya Timur Tengah dan Indonesia. Jika pembelajaran bahasa Arab di Indonesia secara baku “diwajibkan” menggunakan seluruh pendekatan yang berlaku di Timur Tengah, sangat mungkin akan melahirkan masalah terssendiri.
B.        RumusanMasalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka kami mengambil beberapa permasalahan antara lain:
1.      Apa pengertian pembelajaran Bahasa Arab ?
2.      Apa tujuan dari pembelajaran Bahasa Arab ?
3.      Bagaimana pentingnya belajar Bahasa Arab itu ?
4.      Apa saja tingkatan dalam pembelajaran Bahasa Arab ?
5.      Bagaimana bentuk pembelajaran Bahasa Arab bagi orang Arab ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Kegiatan pembelajaran (al-ta’lim/al-tadris). Yaitu proses yang identik dengan kegiatan mengajar yang dilakukan  guru sebagai arsitek kegiatan belajar, agar terjadi kegiatan belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008:23) dikatakan bahwa pembelajaran berasal dari kata dasar “ ajar” yang ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan,, cara mengajar atau mengajakan sehingga anak didik mau belajar. Sedangkan Bahaudin menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Kegiatan pembelajaran tampaknya lebih dari sekedar mengajar, tetapi juga upaya membangkitkan minat, motivasi, dan pemolesan aktifitas pelajar, agar kegiatan mereka menjadi dinamis.[1]
Pengertianpembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar yang mana guru bertindak sebagai fasilitator untukmembelajarkan siswa.Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dengan penyelenggaraan jenis dan tingkat pendidikan .
Di samping itu, ada pula sebagaian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.[2]Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu komunikasiyang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan danprosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya.
Menurut Nana Sudjana bahwa pembelajaran adalah  setiapupaya yang sistematis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakankondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Dalampembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, disatusisi gurumelakukan sebuah aktivitas yang membawa anak kearah tujuan, lebih dari ituanak atau siswa dapat melakukan serangkaian kegiatan yang telahdirencanakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yangingin dicapai.Dengan demikian,  pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikansuatu upaya membelajarkan siswa untuk belajar bahasa Arab dengan gurusebagai fasilitator dengan mengorganisasikan berbagai unsur untukmemperolehtujuan yang ingin dicapai.Dalam pembelajaran bahasa Arabhendaknya mengacu pada upayamembina dan mengembangkan keempat segikemampuan bahasa, yaitu:kemampuan menyimak (istima'), berbicara (takallum), membaca (qiro'ah),dan menulis (kitabah),agar mampu memahami bahasa, baik melaluipendengaran maupun tulisan (reseptif),dan mampu mengutarakan pikiran danperasaan. [3]                

B.        Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan pembelajaran bahasa diperlukan agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungannya, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuanpembelajaran bahasa adalah untuk menguasai ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa arab,seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’; nahwu dan sharaf, sehingga memperolehkemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu:
1.      Kemahiranmenyimak
2.      kemahiran membaca
3.      kemahiran menulis
4.      kemahiran berbicara
Menyimak merupakan proses perubahan wujud bunyi (bahasa) menjadi wujud makna. Kemahiran,menyimak sebagai kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif, menerima informasi dariorang lain (pembicara).
Kemahiran membaca merupakan kemahiran berbahasa yang sifatnya reseptif,menerima informasi dari orang lain (penulis) di dalam bentuk tulisan. Membaca merupakan perubahan wujud tulisan menjadi wujud makna.
Kemahiran menulis merupakan kemahiran bahasa yang sifatnya yang menghasilkan atau memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) di dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud tulisan.
Sedangkan kemahiran berbicara merupakan kemahiran yang sifatnya produktif, menghasilkan atau menyampaikan informasi kepada orang lain (penyimak) di dalam bentuk bunyi bahasa(tuturan merupakan proses perubahan wujud bunyi bahasa menjadi wujud tuturan[4].Departemen Agama (1975:117) menjelaskan bahwa tujuan umum pembelajaranbahasa Arab adalah:
(1)      untuk dapat memahami al-Quran dan hadist sebagai sumber hukum ajaran islam
(2)      untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan islam yang ditulis dalam bahasa Arab
(3)      untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Menurut Oemar Hamalik, tujuan penting dalam rangka system pembelajaran yakni merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang afektif. Adapun tujuan umum dalam pembelajaran bahasa Arab adalah :       
1.         Untuk memahami dan memahamkan ajaran Islam
2.         Untuk memahami ilmu dan ketrampilan bahasa
3.         Sebagai alat untuk mempelajari dan memperdalam pengetahuan Islam, seperti sejarah masa lalu, berita-berita, naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan dan adat istiadat serta perkembangan bahasa itu sendiri.
4.         Untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, dalam forum ilmiyah,
maupun dalam forum-forum resmi.

C.       Pentingnya Pembelajaran Bahasa Arab
Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Abdul chamid bin Yahya dalam Al-hasyimy (1354 H : 4) berkata :
اللغة العرابية من او سع اللغات و اغناها و ادقها تصويرا
“Bahasa Arab merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, deskripsi dan pemaparannya sangat mendetail dan mendalam .
Abdul chamid bin Yahya dalam Al-hasyimiy juga berkata :
تعلموا العرابية فانها تزيد في العقل
Artinya : pelajarilah bahasa arab karena bahasa arab dapat menambah ketajaman daya nalar, pikir.
Kedudukan istemawa yang dimiliki bahasa arab diantara bahasa-bahasa lain di dunia karena ia berfungsi sebagai bahasa al-qur’an dan al-hadits serta kitab-kitab lainnya. Itulah sebabnya, maka di dalam kitab Faid Al-Qadar Syarh Al-Jami Al-Sagir susunan al-manawiy (1976:178) disebutkan  bahwa dari ibnu abbas dengan riwayat muslim[5]
Rosulallah bersabda :
احبوا العراب لثلا ث :لاني عرابي والقران عرابي وكلام اهل الجنة عرابي.
Artinya : cintailah bahasa arab karena tiga perkara, saya(Muhammad) adalah orang arab al-qur’an dengan bahasa arab dan  bahasa penghuni surge adalah bahasa arab .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, bahasa Arab memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak,dan agama.Orang yang pandai bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah.Berbeda dengan orang yang pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu agama yang baik), dia cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang jelas kebanyakannya merupakan karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi sedikit. Mau tidak maudiapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya.
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an. Seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama.
D.       Tingkatan Pembelajaran Bahasa Arab
Perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa arab dengan tujuan untuk menghilangkan kesan bahwa bahasa arab itu sulit dan memusingkan maka guru harus mengerti tingkatan murid yang sedang diajar, agar bisa memberikan materi sesuai dengantingkat  siswa pada saat itu.
Pemberian materi yang sesuai akan mempercepat pemahaman siswa, jangan sampai pada saat siswa masih pada tahap pemula (mubtadi’in) dalam mempelajari bahasa arab, guru memberikan materi yang terlalu sulit seperti mengarang, bercerita dalam bahasa arab tentu itu akan membuat siswa yang baru belajar bahasa arab akan merasa sangat kesulitan, sehingga timbullah kefahaman pada diri siswa bahwa bahasa arab itu sulit, begitu juga sebaliknya pemberian materi yang terlalu ringan kepada siswa yang sudah pada tingkat mahir (mutaqodimin) akan membuat siswa merasa cepat bosan karena meteri itu sudah dia kuasai, pengenalan awal terhadap  tingkatan siswa akan sangat membantu seorang guru dalam memberikan sebuah materi yang cocok, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Yusuf bahwa pembelajaran bahasa arab perlu dipersiapkan materi dengan baik yang disesuaikan dengan taraf perkembangan anak didik.[6]
Untuk menghindari kesan bahwa belajar bahasa arab itu sulit maka yang harus kita laksanakan adalah:
1)         Mengajarkan bahasa arab percakapan dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik
2)         Menggunakan alat peraga atau alat bantu, hal ini penting agar pembelajaran menarik, bergairah, dan mudah difahami
3)         Mengaktifkan seluruh panca indra anak didik, lidah dilatih dengan percakapan, mata dilatih dengan membaca, dan tangan dilatih dengan menulis dan mengarang[7]
Dalam Pembelajaran bahasa Arab telah kita ketahui bahwa tingkatan pembelajaran bahasa arab terdiri atas:
1)         Mubtadi’in (pemula)
Mubtadi’in (Pemula) adalah tingkatan yang paling awal dalam pembelajaran bahasa arab, dan biasanya materi yang paling cocok untuk tingkatan ini adalah: menghafalkan mufrodat, percakapan yang sederhana, dan mengarang terarah (insya’ muwajahah) ini biasanya digunakan pada level bawah karena ia mencakup kegiatan mengarang yang dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat.[8]
2)         Mutawasitin (menengah)
Ketikasiswa pada tingkatan ini berarti dia sudah mendapatkan beberapa materi tentang bahasa arab, dan tugas seorang guru pada saat itu adalah memberi penguatan terhadap materi-materi yang sudah didapatkan oleh siswa, sehingga bisa mahir dalam materi tersebut.
3)         Mutaqodimin (mahir)
Pada tingkatan ini siswa sudah mulai mahir terhadap materi-materi berbahasa arab dan materi yang sesuai bagi siswa yang sudah pada tingkatan ini adalah mengarang bebas (insya hur) ini biasanya digunakan  pada level tingkat tinggi karena disitu kentrampilan, kreatifitas dari seorang penulis sangat diandalkan. [9]
E.        Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Orang Arab.
Al-khuli mengatakan “ al-ta’alum iktisab suluk jaded au taqwiyah suluk sabiq natijatan  li khubrah ma zhahran kana au kaminah” artinya bahwa belajar adalah terjadinya perilaku baru atau penguat prilaku lama sebagai  hasil pengalaman baik terjadi secara explisit maupun implicit. Intinya belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relative menetap yang di hasilkan dari suatu pengalaman yang berupa latihan-latihan atau interaksi dengan lingkungan, jadi belajar bahasa arab bagi kaumarab atau asli orang arab itu sama halnya belajar bahasa jawa bagi penutur orang jawa, dalam proses belajar hal yang poerlu di perhatikan yaitu lingkungan sekitar kita, karena lingkungan itu mempengaruhi semuanya.
Jadi yang di maksud dengan pengajaran bahasa arab substansinya adalah kegiatan  mengajar yang di lakukan secara maksimal oleh seorang guru terhadap anak didik yang di ajari materi tertentu dalam melakukan kegiatan mengajar dengan baik, dengan kata lain kegiatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk menciptakan tujuan. Adapun dalam pembelajaran bahasa atau belajar bahasa arab sekurang-kurangnya melibatkan tiga disiplin ilmu yakni:
1.      Disiplin linguistik
2.      Disiplin Psikologi
3.      Disiplin Ilmu Pendidikan[10]
Orang Arab sejak lahir telah berada di lingkungan yang keseluruhan perkataaannya menggunakan bahasa arab. Sehingga awal mereka memperoleh bahasa arab adalah dari lingkungannya bukan dari pembelajaran.
Hal ini mengingatkan kita akan teori Chomsky yang mengatakan bahwa “bahasa diperoleh secara fitrah (bawaan lahir)”, sehingga dalam teori generatif transformatif Chomsky sangat menaruh perhatian pada kaidah yang diistilahkan dengan “sistem yang ada dalam akal penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperolehnya semasa kecil”. Berdasarkan pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur bahasa tertentu -dengan bahasa ini- akan mampu memahami kalimat atau susunan kata dengan mudah, sekalipun ia belum pernah mendengarnya atau menggunakannya. Chomsky menamakan pengetahuan batin ini dengan kaidah bahasa kifayah lughawiyah (competence).Kaidah-kaidah yang sangat Chomsky perhatikan ini mencakup atas ashwat (fonetik, fonologi), shorof (morflogi), nahwu (sintaksis) dan ma’ani (makna-makna).[11]
-Teori Struktural dan Bahasa Arab-
Aliran struktural yang digagas oleh Ferdinand de Saussure mengatakan bahwa studi bahasa yang ditemukannya berdasarkan atas sebuah asas.Asas yang dimaksud bahwa objek linguistik satu-satunya yang valid adalah mempelajari bahasa dengan objek penelitian bahasa, untuk kepentingan bahasa itu sendiri.
Metode ini juga membahas bahasa sebagai bahasa.Ia mempelajarinya sebagaimana adanya dan mempelajarinya pada apa yang tampak darinya. Seorang peneliti tidak boleh mengubah karakteristik bahasa, sebagaimana ia tidak boleh membatasi bahasannya pada satu aspek (permasalahan) bahasa saja karena menganggapnya baik. Ia juga tidak boleh meninggalkan aspek lainnya hanya karena ia tidak menyukainya, inilah yang disebut metode deskriptif-struktural.
Hubungan para Linguis Arab dengan kajian bahasa di Barat pada abad modern merujuk pada paruh kedua ke-19 M. Walaupun demikian, metode deskriptif struktural itu mulai ditransfer ke dalam studi bahasa Arab pada paruh kedua abad ke-20 M, tepatnya ketika Dr. Ibrahim Anis, linguis Arab pertama, berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas London. Dia juga berhasil menerbitkan tiga buku: al-Ashwat al-‘Arabiyah (Fonetik Bahasa Arab), Fii al-Lahajat al-‘Arabiyah(Dialek Bahasa Arab) dan Dilaalah al-Alfazh (Semantik).
Kelompok lain berasal dari para linguis Arab yang telah kembali ke negara masing-masing, setelah menyelesaikan kuliahnya di Universitas yang sama. Mereka lalu mengajar di beberapa universitas di Mesir, sedangkan sebagian lainnya di Universitas Arab lainnya.Lalu, para dosen bahasa Arab dan pelajar bahasa Arab lainnya, dalam jumlah yang cukup banyak, belajar kepada mereka.Mereka inipun menerbitkan buku-buku bahasa dalam jumlah yang cukup banyak, yang metode penyajian materi ilmiahnya berbeda dengan pembaca Arab umumnya.Tetapi, pada umumnya semuanya bersepakat pada satu hal yaitu mengkritisi metode para ahli nahwu dalam meletakkan kaidah bahasa Arab. Mereka juga berusaha untuk mempraktikkan metode deskriptif struktural terhadap bahasa arab.
Buku-buku tersebut menyatakan bahwa buku-buku nahwu Arab telah dipengaruhi oleh logika Aristoteles karena perhatian para penulisnya yang sangat khusus terhadap ta’lil, taqdir dan ta’wil.Mereka tidak memfokuskan perhatiannya pada penggunaan bahasa sebagaimana orang Arab dahulu.Mereka juga berani mengatakan dalam buku-buku tersebut bahwa sistem kaidah bahasa Arab tidak “dapat” membedakan antara tingkatan-tingkatan analisis bahasa (tahlil lughawi).Bahkan, bahasa Arab juga mencampur-adukkan antara fonetik, fonologi dan sintaksis (ashwat, shorof dan nahwu).Mereka juga mengatakan bahwa, tidak ada bahasa yang lebih utama daripada bahasa lainnya; dan tidak ada dialek yang lebih baik daripada dialek lainnya. Artinya, bahasa Arab itu sama dengan bahasa-bahasa lainnya.
Upaya mempercayai dan menggunakan metode baru ini berdampak positif dalam rangka mengungkap sisi-sisi ilmiah dan positif yang ada di dalam kitab-kitab warisan klasik Arab, khususnya di bidang bahasa. Para linguis strukturis Arab telah berhasil menampilkan kerangka pemikiran di bidang linguistik struktural dan dapat memuaskan para ahli di bidang bahasa arab di sebagian besar universitas Arab terhadap metode yang diadopsi ini, dan menjadikannya sebagai asas dalm mengkaji bahasa, keberhasilan mereka itu hanyalah dalam aspek aplikasi, yakni di bidang pengajaran bahasa Arab untuk orang Arab. Salah satu penyebabnya adalah karena para linguis Arab modern belum menjatikan metode struktural deskriptif ini sebagai metode untuk membuat paradigma baru bagi bahasa Arab.Tetapi metode struktural deskriptif itu mereka jadikan hanya untuk mengkritisi kitab-kitab nahwu dan shorof warisan intelektual Arab terdahulu.
Metode deskriptif yang digunakan sebatas teoritis dan tanpa aplikasi, khususnya di bidang pengajaran bahasa Arab.Para pengagum metode ini belum mampu membuat paradigma baru yang bisa diambil oleh pengajar dan penyusun buku pengajaran behasa Arab sebagai acuan dalam pengajaran bahasa.Mereka juga belum mampu membuat program yang dapat mencetak pengajar bahasa Arab yang mumpuni dari segi ilmu bahasa sehingga memiliki keahliannya untuk mengajarkan bahasa ini. Proses pengajaran bahasa Arab masih ditentukan oleh pengalaman masing-masing pribadi seseorang, tanpa didasari oleh asas-asas linguistik modern sebagaimana mestinya.
Aliran struktural tersebut sangat populer dan berkembang hingga akhir tahun kelima abad ke-20 M. Lalu muncul pakar bahasa dari Amerika Serikat, Noam Chomsky yang mengumumkan teori generatif transformasinya .Teori ini merupakan revolusi terhadap aliran struktural. Dalam teori ini, Chomsky mampu membuktikan bahwa deskripsi bahasa manapun-yang sesuai dengan konsep analisis struktur lahir-merupakan hal yang sangat rumit, atau setidak-tidaknya ia tidak cukup menafsirkan semua kalimat yang shahih dalam suatu bahasa dengan sempurna. Deskripsi ini menurut pandangannya, hanya berinteraksi dengan struktur lahir bahasa dan tidak memperhatikan aspek struktur batinnya. Atas dasar ini, ilmu Nahwu (sintaksis) menurut Chomsky bukanlah studi kumpulan contoh-contoh kalimat dalam suatu bahasa, tetapi ia hanyalah sebuah sistem yang ada di dalam akal si penutur bahasa, yang diperolehnya sejak usia anak-anak. Fungsi teori bahasa atau bahasa adalah mengetahui sistem ini.Sistem tersebut diistilahkan dengan competence (kemampuan).
Chomsky menolak analisis bahasa dibatasi pada tataran fonologi dan morfologi yang hanya berdasarkan struktur lahir.Ia beranggapan bahwa cara analisis seperti itu merupakan interaksi dengan permukaaan bahasa (struktur lahir), tanpa struktur batinnya. Ia berusaha mempertahankan teorinya ini dengan mengatakan bahwa bahasa adalah aktivitas akal. Bahasa pulalah yang membedakan antara manusia dan hewan.[12]
Nahwu (sintaksis) menurut Chomsky dan para pengikutnya dari aliran transformasi adalah kaidah yang berdasarkan pada hubungan antara struktur batin –struktur dalam- dengan struktur lahir, seperti yang terwujud dalam bentuk tuturan (kalaam).Sebaliknya, struktur dalam atau batin terwujud dalam bentuk aktivitas akal atau pengetahuan tentang tata bahasaannya.Dalam hal ini, mempelajari struktur kalimat memerlukan pemahaman terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalamnya, bukan dari aspek fungsi dan bentuk tataran susunan kalimat itu; melainkan dari aspek hubungn pemikiran dan pengetahuan (tashawuriyah idrakiyah) yang di dalamnya akal manusia sangat berperan.








BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Orang Arab sejak lahir telah berada di lingkungan yang keseluruhan perkataaannya menggunakan bahasa arab. Sehingga awal mereka memperoleh bahasa arab adalah dari lingkungannya bukan dari pembelajaran.
Hal ini mengingatkan kita akan teori Chomsky yang mengatakan bahwa “bahasa diperoleh secara fitrah (bawaan lahir)”, sehingga dalam teori generatif transformatif Chomsky sangat menaruh perhatian pada kaidah yang diistilahkan dengan “sistem yang ada dalam akal penutur bahasa yang berbentuk batin, yang diperolehnya semasa kecil”. Berdasarkan pemahamannya terhadap kaidah-kaidah itu, setiap penutur bahasa tertentu -dengan bahasa ini- akan mampu memahami kalimat atau susunan kata dengan mudah, sekalipun ia belum pernah mendengarnya atau menggunakannya. Chomsky menamakan pengetahuan batin ini dengan kaidah bahasa kifayah lughawiyah (competence).Kaidah-kaidah yang sangat Chomsky perhatikan ini mencakup atas ashwat (fonetik, fonologi), shorof (morflogi), nahwu (sintaksis) dan ma’ani (makna-makna).








DAFTAR PUSTAKA

-          Abdurrohman, Maman. 2009. Pengembangan Ajar Bahasa Arab Terpadu. Depdiknas.
-          Ainin, M dkk. 2006. Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Myskat.
-          Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Pustaka Pelajar.
-          Aziz, Abdul bin Ibrahim el-Ushaili, 2009, Psikolinguistik Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora.
-          Hermawan, Acep. 2011. Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
-          Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.
-          Yusuf. 1997. Tasmim Manhaj Li Ta’limi Al Lugoh Arobiyah. Kairo: Dar Al Saqofah.
-          Zainudin, Radliah. 2005. Pembelajaran Bahasa Arab. Pustaka Rihlah Group.
-          http ://id. Shvoong.com, Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab.Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
Pertanyaan-pertanyaan :
1.      Bagaimana sikap kita ketika kita berbicara dengan penutur asli arab kemudian kita menemukan beberapa kata-kata yang pengucapannya tidak sama dengan apa yang telah kita pelajari ? dari saudari fatiyah
2.      Penutur asli arab telah memiliki kemampuan berbahasa arab secara alami artinya tanpa belajar pun mereka telah mengetahui kaidah-kaidah bahasa arab didalam batin mereka, lalu apakah sebenarnya tujuan pembelajaran bahasa arab bagi orang arab ? dari saudara zaky.






[1]Acep hermawan.Metodologi pembelajaran bahasa Arab. (bandung:Rosda.2011). hal.32
[2] Abdul Wahab Rosyidi,Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN MALANG PRESS, 2009) hal 16
[3]http ://id. Shvoong.com, Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab.Diakses pada tanggal 30 Maret 2012.
[4]Suherman,  2000:4-5)
[5] Azhar Arsyad,Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,( Pustaka Pelajar 2003) hal 7
[6]Yusuf, Tasmim Manhaj Li Ta’limi Al Lugoh Arobiyah, (Kairo: Dar Al Saqofah,1997), hal 193
[7] Maman Abdurohman, Pengembangan Ajar Bahasa Arab Terpadu (Depdiknas,2009), hal 20
[8] Radliah Zainudin , Pembelajaran Bahasa Arab, (Pustaka Rihlah Group,2005), hal 81
[9]M Ainin dkk, Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,(Myskat:2006), hal 144
[10] acep hermawan, metodologi pembelajaran bahsa arab, pt remaja rosda karya, 2011, bandung.hal 29-33
[11] Abdul Aziz bin Ibrahim el-Ushaili, Psikolingistik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009)
[12]Ibid..,

2 comments:

partisi R8 said...

Kami CV Bahagia sukses makmur bergerak dibidang kontraktor partisi r8. Menjual dan menyewakan berbagai kebutuhan partisi r8 seperti stand r8, stand pameran, panel photo, backdrop, fitting room, ticket box, meja r8, gate, flooring, material partisi r8 seperti beam, post, partisi laminasi/triplek laminasi, klik, kunci L, dll.

Salah satunya kami menjual dan menyewakan fitting room atau bilik vaksinasi yang biasanya digunakan untuk ruang MCU, ruang vaksinasi, dll Tersedia ukuran 2x2, 2x3, 3x3, 3x4, 3x5, dsb. dengan tinggi 2,5m. Tersedia menggunakan pintu slide dan pintu gorden.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Telp/WA : 0811 1252 0806
Office : Ruko Cendana Raya No.15A Bencongan Indah Karawaci Tangerang

https://partisijakarta2002.blogspot.com/

Juragan Safety said...

kami menyediakan banyak alat Safety atau sering di sebut Alat Keselamatan kerja untuk para pekerja Proyek, pertambangan atau pembangunan.
Alat Safety sendiri sangat penting dan wajib di gunakan oleh para pekerja, berikut beberapa daftar alat safety yang kami sediakan yaitu:

-Helm atau pelindung kepala

-masker

-safety belt

-sarung tangan

-rompi

-wearpack

-sepatu safety

-pelindung telinga dan masih banyak lagi



untuk lebih detailnya bisa hubungi lewat nomor kami di 081112300319 / 081977000899



#peralatansafety #perlengkapanSafety #rompiproyek #bajusecurity #wearpack #sarungtangan #pelindungkepala #pelindungteling #alatsafetylengkap #perlengkapanK3 #perlengkapanpekerjaSipil



Kunjungi juga Website kami di:



https://juragansafety.blogspot.com/



https://id.pinterest.com/jsafety26/_saved/



https://www.instagram.com/juragansafety26/



https://www.facebook.com/profile.php?id=100071425298180



https://twitter.com/juragan_safety